Tegar Di Atas Sunnah

Kabar Muslimah

jangan bersedih

>> Rabu, 28 Juli 2010

taruhlah dulu pertahanan
biarlah sekali mereka tahu engkau lelah oleh penat
setidaknya dapat lihat siapa kawan sesungguhnya
mereka itu adalah yang senantiasa banyak dengar, menjaga lisan
bicaranya lembut ingatkan banyak syukur nikmat

tapi hanya Rabb ku tempatku banyak menangis
tempatku banyak mengadu
sebab air mata terlalu malu untuk melihatkan betapa susahnya diri
sebab hanya dengan menyebut namaNya tentram di dapat
sebab...nun jauh di sana ada yang lebih susah, lebih bersedih..tetapi bersahaja
karena percaya Rabb nya Maha Kuasa atas segalanya

Read more...

yang terlewatkan

>> Senin, 19 Juli 2010

Hidup, tidak melulu tentang uang
ada yang lebih indah dari sekedar uang

Hidup, tidak melulu tentang jumlah teman
ada yang lebih indah dari sekedar pertemanan

Hidup, tidak melulu tentang cinta

ada yang lebih indah dari sekedar cinta

Hidup, tidak melulu tentang banyak hal yang kita tuhan kan
karena ada yang lebih indah dari sekedar tuhan-tuhan itu

Ialah Allah! sebagai saksi

Read more...

ketika kita terlalu manusiawi untuk mengakui

>> Kamis, 08 Juli 2010

Manusia itu terkadang lucu.

Mereka sebenarnya menyadari apa yang harus dilakukan, menyadari kesalahan yang mereka perbuat, menyadari dimana letak ketidakberesan akan sesuatu. Namun anehnya, mereka seolah butuh pendapat kedua di luar diri mereka sendiri, untuk meyakinkan secara penuh "Oh Ok ini harus segera diperbaiki".


Kenapa juga si pemilik pendapat kedua itu mengatakan hal yang membuat dia pada akhirnya semakin kuat dengan opininya sendiri? Karena yang memiliki kita sangat mengetahui bagaimana membangunkan orang yang sudah bangun. Dengan kata lain, Allah lebih tahu bagaimana kita. Dia (Allah) yang menuntun lisan seseorang/mereka untuk mengatakan hal yang mengejutkan kita. Membuat kita untuk berani melihat.

Yang perlu kita persiapkan adalah bersedia mendengar dari siapapun, tanpa melihat seperti apa atau siapa mereka. Menerima untuk dikritik, untuk melihat sesuatu yang sebenarnya memang pada posisi. Dimana sebelumnya kita terlalu manusiawi untuk mau mengakuinya dan terus meyakinkan diri sendiri untuk merasa bahwa kesalahan itu hanya kita saja yang melihatnya (mengira kesalahan itu hanya sekedar menurut fikiran kita sahaja)-. Pada akhirnya yang terutama dibutuhkan adalah keberanian untuk mengakui kesalahan diri. Setidaknya pada diri kita sendiri dan di hadapan yang Maha Mengetahui.

Read more...
English French German Spain

Italian Dutch Russian Brazil

Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google

tamu

Pengikut

  © Blogger template Simple n' Sweet by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP