Tegar Di Atas Sunnah

Kabar Muslimah

Cinta Ini Membunuhku

>> Jumat, 12 Maret 2010

Kata orang, cinta membuatmu tersenyum, tenang, ada rasa bahagia yang tak mampu kau jelaskan. Wajahnya, namanya, selalu hadir dalam setiap langkahmu. Seperti kata lagu cinta, setiap mau makan, mau tidur selalu ingat yang dicintai. Ah...cinta memang bikin senewen. Bahkan kau rela melakukan hal-hal yang tak pernah kau lakukan. Tak perduli apa kata orang
tentangmu. Segala hal yang dia sukai, akan kau lakukan untuknya. Meski apa yang dia sukai itu bukan hal biasa yang kau lakukan dan tak mudah untukmu. Tetapi demi dia....ah kau jadi konyol. Itulah jatuh cinta. Ya! Aku mecintaimu.

Kemudian aku mulai sibuk. Meski demikian tak sekalipun ku absen dari jadual pertemuan kita. Tapi sangat terasa kualitas pertemuan kita tak lagi seindah dan senikmat dulu. Dan aku mulai terbiasa dengan itu.

Lalu, dalam hubungan kita yang makin hambar dan sekedar rutinitas saja, ada yang lain lebih mempesona datang menghampiriku. Menggodaku. Dan aku mulai Main Hati , aku cintai kau dan nya. Meski aku tahu kau takkan suka, dan aku takkan pernah bisa menyembunyikan semua ini darimu. Aku Terlena dengan pesonanya. dan mulai mengindahkan pandanganmu. Kukira, aku akan bahagia! Kukira, melakukan semua ini takkan apa-apa. Akan tetapi, aku Keliru ! dalam keramaian, hiruk pikuk, aku mulai merasakan betapa Hampa Hatiku tanpamu. Setiap hari hanya Lagu Sedih yang kudapati. Semakin aku mencintainya semakin aku kecewa olehnya. Cinta Ini Membunuhku! Kini kusadari aku sangat Merindukanmu. Merindukan nikmatnya mencintaimu. Dan ketika semua Tak Ada Yang Abadi, hanya kau yang selalu ada untukku. Karena cintamu Bukan Cinta Biasa. Cinta yang tak pernah lelah memaafkan pengkhianatanku. KeFuturan telah menggelapkan mataku. Aku Mengemis Kasih Mu. Allah terimalah penghambaanku.

note ini tentang anak manusia yang bermain hati, mencintai Ketaatan pada Allah dan mencintai dunia. Sedang kedua itu adalah 2 hal yang bertolak belakang.
Setan takkan tinggal diam. dia akan selalu menawarkan cinta dunia yang mempesona namun hakikat adalah semu . waspadalah! waspadalah! :-)

Read more...

Kenapa kepala saya yang kena kotoran burung?

>> Rabu, 10 Maret 2010

Kita mengenalnya sebagai istilah "Apes", "Tidak Beruntung", atau istilah yang lebih tajam lagi "sedang Sial". Lapangan yang luas begini, dipadati banyak orang, kenapa kepala saya yang kejatuhan kotoran burung?

Tidak habis fikir. Menggerutu. Kenapa harus kepala saya?
Padahal saya tidak ada masalah dengan bangsa burung. Saya tidak pernah berburu mereka. Bahkan saya mengecam perbuatan pemburu terhadap para kawanan burung yang terbang menikmati anugrah Rabb pencipta alam kepada mereka, sayap dan bisa terbang. Tapi kenapa kepala saya wahai burung?! Ah saya jadi kotor! Burung si*laaaan kamu! (Masih menggerutu) Hati yang marah membuat lidah dan fikiran menjadi aktif, mendadak sangat cerdas. Menelaah ini itu!

Apa itu semua(kekesalan) bisa membersihkan kepala kita yang mendapat kotoran burung? Cling..abrakadabru. Tidakkan? Menggerutu, sumpah serapah, kekesalan dalam bentuk apapun itu tidak menyelesaikan atau mengurangi fakta yang ada. Faktanya, diantara banyak kepala, kepala saya terpilih dikotori burung yang mendapat panggilan alam(BAB), menjadi kotor dan membuat saya menjadi jijik pada kepala sendiri. Menukar kepala, sangat tidak mungkin saya lakukan karena itu adalah cerita fiksi manusia, hayalan! Cari air/tisu dan bersihkan, pilihan saya saat ini.

Masih tetap terfikirkan oleh kesederhanaan fikiran saya sebagai manusia, "unik ya. Diantara banyak kepala, kenapa kepala saya?"

Cerita di atas, hanya gambaran saja tentang situasi yang sering kita sebut sebagai "APES", "TIDAK BERUNTUNG", bahkan ada juga yang beranggapan "SEDANG SIAL!". Padahal, Allah yang Maha Melihat lagi Maha Memperhitungkan, tidak satupun daun berguguran ikan bernafas yang luput dari pengetahuan Allah. Termasuk apa yang terjadi pada diri kita(pada kepala seperti gambaran tadi). Segala kejadian, takdir tidak enak yang menimpa, bisajadi Allah sedang mengajak kita untuk berfikir, mengambil hikmah. Merenungkan kembali keseharian kita selama ini, di tengah kesibukan kita terhadap dunia.
Wallahu a'lam

Read more...

feeling kematian?

>> Senin, 01 Maret 2010

Memaafkan, posisi yang menguntungkan bagi siapapun. Tak perlu mempertaruhkan harga diri disitu, bahkan terkadang memberikan pandangan yang bagus tentang pribadinya di mata orang banyak. Pemurah hati.

Lalu bagaimana dengan si posisi meminta maaf?? jreeeng...jreeeng. Ini mudah! mudah sekali sebenarnya. Semudah halnya memberi maaf..tapiiii.
Yepz! ada tapinya. Karena kebanyakan kita tabu dengan hal ini, yakni perbuatan meminta maaf bila menyadari kesalahan diri di luar event tertentu. Belum lagi di tambah penyakit hati yang memanas-manasi kita "dimana harga diri kamu?". Jadilah, hati kita yang tadinya penuh penyesalan atas kekhilafan diri, berencana meminta maaf, eh mengurungkan niat. Seolah tertuliskan sebaris huruf-huruf kapital berdiri gagah di jidatnya MINTA MAAF, NO WAY! gubraakk.

Katakanlah kita berhasil mengalahkan nafsu dan tipu daya setan untuk mengurungkan niat meminta maaf (Alhamdulillah atas Rahmat Allah suksess). Selanjutnya berhadapan dengan si pemilik maaf.
Dag..dig..dug. Mungkinkah dia akan memaafkanku? Kira-kira dia paham gak ya posisiku ketika itu?. Ya! Mendadak fikiran kita dipenuhi berbagai hal yang mendebarkan diri.
Jangan ragu, semua fkiran-fikiran tersebut alias prasangka-prasangka buruk itu, masih bagian dari tipu muslihat setan untuk menggagalkan kita kok.

Ternyata dia paham, memaklumi, dan MEMAAFKAN saya. Tapi anehnya...

"ada apa kamu tiba-tiba meminta maaf? gak ada hujan gak ada payung, idul fitri masih lama. hmm... ada feeling kematian ya?"

huft ini dia niy yang repot. Suatu paradigma yang salah, berkembang luas di masyarakat kita, bahwa maaf memaafkan hanya terjadi ketika menjelang ramadhan, saat idul fitri dan idul adha. Padahal maaf memaafkan bisa kapan saja. Dan tidak ada harga diri, martabat, kemuliaan diri yang tercoreng denga meminta maaf dan memaafkan, melainkan menjemput Kasih sayang dan Rahmat Allah, Maha Suci Allah. :-)

Read more...
English French German Spain

Italian Dutch Russian Brazil

Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google

tamu

Pengikut

  © Blogger template Simple n' Sweet by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP