Tegar Di Atas Sunnah

Kabar Muslimah

Teko

>> Senin, 28 Juni 2010

Ada yang unik dari teko di hadapanku. Sudah beberapa waktu ini kuperhatikan ia. Bukan rupa teko yang bersih mengkilap sebab dibersihkan setiap waktu. Akan tetapi, isinya.

Bila diisi dengan teh lemon, maka teh bearoma lemon yang keluar darinya. Bila diisi dengan kopi, maka sepekat kopi hitam yang keluar darinya. Dan bila diisi dengan air putih, maka sebening air putih yang keluar darinya. Tak pernah tertukar. Tak pernah teko beriisi teh lemon, namun yang keluar sebening air putih. Tak pernah teko berisi kopi hitam, lalu yang keluar darinya air putih yang bening. Ya! Tidak sekalipun pernah tertukar.


Bila teh lemon dan kopi tak bisa dinikmati sesukanya, sebab akan merusak kesehatan. Maka air putih adalah kebutuhan yang semakin banyak kita konsumsi, semakin menyehatkan tubuh.

Aku melihat seperti inilah diri kita, seperti teko. Bukan mempermasalahkan rupa teko, dan pula ketidakpantasan isi dari teko. Bukan mempermasalahkan rupa manusia, dan siapa diri manusia tersebut. Hanya saja ketika seorang manusia senantiasa mengisi dirinya dengan ilmu dan amal -yang diumpamakan dengan air putih-, maka yang keluar dari dirinya pastilah hasil dari ketaatannya (pada Allah) tersebut. Semakin banyak ia mengisi hidupnya dengan ilmu dan amal, semakin bercahaya wajahnya. Buah tuturnya lembut, akhlaknya terpuji. Menjadi sosok yang dicintai, dirindukan, serta bermanfaat bagi banyak manusia. Bagi orang dan makhluk di sekitarnya. Di dirinya, ada kemuliaan yang dijanjikan Allah. Subhanallah.

Aku, kamu, dan mereka, telah mengisi diri ini dengan apa? Apakah dengan ilmu dan amal yang diperintahkan Allah? Ataukah sekedar menjalani hidup tanpa memperdulikan apa yang masuk ke dalam diri kita?

Read more...

Bait - Bait Kesepian

>> Sabtu, 19 Juni 2010

ya ukhti..
simpanlah bait - bait kesepian itu dalam rapatnya malu


dalam kesabaran..pada kekhusukan di setiap do'a-do'a mu..karena ketaatan pada Allah
Ada saudarimu jika engkau bersedih..butuh mengeluh..butuh teman
ada pilihan yang lebih indah dibandingkan kau menulis kesepianmu pada semua yang melihat.
Pilihan yang lebih memuliakan dirimu
cukuplah Allah dan saudari seiman mu sebagai teman tak berkelelahan
atas amalanmu..bukankah engkau percaya janji Nya?
Siapakah yang memberikan janji yang pasti selain Allah?

ya ikhwan..
simpanlah bait - bait cintamu demi kegagahan mu sebagai pejuang cinta di jalan Allah
tuliskan ia pada kekhusukan dalam setiap do'a - do'a mu
pada derap langkahmu di medan fikir dan dzikir
bukankah engkau calon imam?
pemimpin yang bertekad membawa keluargamu ke jalan taqwa?
Bagaimana mungkin kau biarkan wanita - wanita yang lemah telinganya terlena dengan ucapan dan janji - janjimu?

Bait - bait kesepian...sudahlah!

-note untuk kita saling menjaga rasa malu. Jika malu sudah hilang dari diri, bagaimana menjaga iman ini?-

Read more...

Kami Cinta Memasak

>> Jumat, 18 Juni 2010

Jika aku ingin menikmati ayam kecap yang lezat, aku sangat tahu harus mencari siapa. Dialah kakak perempuanku yang cantik. Sangat ahli membuat ayam kecap yang lezat, lengkap dengan sambal mentahnya. Umm yummy!

Jika aku ingin menikmati masakan ayam yang agak ke eropa-an. AKu tahu, pasti adik perempuanku yang cantik itu!

Namun, jika aku begitu rindu masakan apapun.

Hanya satu orang yang ku ketahui, yang kukenal. Beliaulah wanita penuh dedikasi akan perannya sebagai ibu rumah tangga yang mampu mengolah masakan jenis apapun menjadi enak dan lezat. Adalah ibuku. Yang membesarkan kami dengan makanan rumah. Yang senantiasa memperhatikan tiap bahan yang masuk ke dalam perut anak - anak dan suaminya. Harus sehat dan halal. Oh ibu..Membuat kami bangga memiliki ibu seperti mu. Bercita kelak seperti mu.

Ya Bu! Kami bangga menjadi anak - anakmu. Menghargai peran seorang istri. Betapa mulianya peran istri itu ketika ia menyadari pentingnya untuk membesarkan keluarga dengan makanan rumah. Kami baik putra dan putri mu, belajar bahwa perempuan sepatutnya merasa bahagia berteman dengan dapur meski bagaimanapun hebatnya pendidikan dan prestasinya di luar rumah.

Tidak ada bumbu rahasia dalam sebuah masakan. Melainkan perasaan bahagia. Dikerjakan karena penuh cinta. Ikhlas karena Allah ta'ala.

Kami cinta memasak :)


Read more...

Starting with The End

>> Rabu, 16 Juni 2010

Starting with the end? hmm

Sebetulnya saya menemukan istilah ini di Life Excellent, ditulis oleh Reza M. Syarrief. Ada yang menarik dari kalimat yang singkat ini. Memang ianya ditulis dengan menggunakan bahasa ingrris, namun bagaimana ia terlahir adalah dari buah pemikiran islam. Tidak percaya? Mari kita simak ya :)


Rasulullah pernah bersabda, "Sesungguhnya setiap amal seseorang tergantung pada niatnya, dan setiap orang akan dimintai pertanggungjawaban berdasarkan niat yang dia pasang di dalam hatinya."

Menurut penulis, ada dua makna tersembunyi yang terkandung di dalam hadist tersebut. Kesatu, prinsip pertama yang diungkap dalam hadist ini adalah bahwa ketika anda melakukan suatu pekerjaan, maka anda harus mengawali perkerjaan ini dengan niat. Pekerjaan yang baik harus dimulai dengan niat yang baik. Kemudian kedua, yang menarik disini adalah walau niat itu dibaca di awal perbuatan, tapi sebenarnya isi dari niat itu sendiri menggambarkan sebuah tujuan. Dan tujuan biasanya ada di bagian akhir dari suatu pekerjaan.

Bukankah anda sudah dapat keunikan mengapa Rasul mengajarkan kita untuk mengawali setiap perbuatan kita (tentunya perbuatan yang baik ya sahabat) dengan memasang niat? Yap! Seperti yang diungkapkan penulis dalam bukunya:
walau niat itu dibaca di awal perbuatan, tapi sebenarnya isi dari niat itu sendiri menggambarkan sebuah tujuan. Dan tujuan biasanya ada di bagian akhir dari suatu pekerjaan.


Dari pemikiran yang kontradiktif itulah, penulis kemudian mensinergikan dua prinsip tersebut dengan satu prinsip baru 'Starting with The End'.

Semoga bermanfaat :)




Read more...

Efek Bata Merah

>> Minggu, 13 Juni 2010

"Oke. 10 menit lagi saya kesana."

Sudah hampir 20 menit menunggu, namun orang yang berjanji tak kunjung datang. Apakah dia membatalkan janji sepihak?

Pada menit ke 25, akhirnya orang tersebut tiba dengan tidak kekurangan apapun fisiknya. Sehat wal afiat. Lalu bagaimana dengan janji 10 menitnya tadi?

"ya kan aku bilang 10 menit. Darimana sepuluh menitnya start, kan aku tidak menjanjikan. .hehe" jawabnya ringan mengklarifikasi keterlambatan. Tanpa dia mencari tahu dan ambil perduli bagaimana orang yang dijanjikan 10 menit olehnya, telah menggunakan waktu 10 menit itu bersiap secepat mungkin agar tepat waktu.

Apakah tidak boleh bercanda? Tentu saja boleh. Hanya saja harus cermat memilih situasinya ya sahabatku. Masa iya kita seenaknya membuat orang lain menunggu? Bagaimana bila menunggunya dia ternyata seperti efek bata merah yang
tersusun tegak berjejer. Yakni ketika satu bata di senggol, terjatuh, ternyata menjatuhkan jejeran bata merah lainnya. Bisa jadi begitu, perbuatan kita memberi dampak seperti itu. Menunggunya si A, membuat si B menunggu si A, lalu si C menunggu si B. Padahal semua itu berawal dari satu orang saja, yaitu satu pihak yang tidak tepat waktu janjinya. Yang seenaknya.

Bagaimana bila terlalu sering melakukannya? Ya seperti yang kita lihat pada akhirnya orang - orang yang telah terbiasa diperlakukannya seperti itu. Menggelari dirinya 'manusia ngaret'. Ketika perbuatan efek batu bata merah nya tersebut berbalik kepada manusia ngaret itu tadi, apakah dia akan merasa biasa - biasa saja tidak ya? Hmm..

Terlepas dari kita menerima kekurangan teman atau sesiapapun yang bersikap ngaret tersebut, tetap saja kebiasaan buruk dia adalah penyakit. Penyakit di dalam dada namanya. Yang kalau dibiarkan, akan menulari kita. Loh kok bisa? Sudah seperti virus influenza saja! Bisa dunk. terutama bila kita telah terbiasa diperlakukan demikian. Membuat kita (keterbiasaan kita mendapat perlakuan tersebut) menjadi biasa saja dengan perbuatan jam ngaret alias tidak on time. Sehingga kita jadi bingung niy.. Tak mampu lagi membedakan, baik tidaknya perbuatan jam ngaret. Terlebih yang dikemas dengan maksud bercanda tadi. Jadi aja ngeles seperti dialog di atas, menjadi pemoles mengatasi kelalaian kita. Padahal tetap saja intinya satu: Tidak on time!.Tidak on time, tidak tepat janji, akan tetapi dibuat seindah mungkin bahwa itu bukanlah kesalahannya.
 
Saya mendapat pelajaran beharga ketika seorang dosen memarahi saya dengan fakta dan logika ketika saya masuk ke kelasnya dengan terlambat. Satu pesan yang penting setelah beliau memberi saya kesempatan berbicara. Tidak perlu beralasan (baca: dalih)! Tidak dibutuhkan dalih. Yang dibutuhkan adalah kejujuran dan kesungguhan. Tidak ada yang mengetahui dalihmu apakah benar atau dusta belaka. Tidak ada yang mengetahui kecuali Allah yang Maha Mengetahui setiap apa yang dinyatakan dan setiap apa yang disembunyikan. Sedangkan kejujuran dan kesungguhan kita dalam memenuhi janji, sejatinya kita sangat pahami itu!
Ya begitulah. Sebagai muslim, sudah sepantasnya kita berakhlak sebagaimana akhlak muslim. Termasuk perihal bagaimana membuat janji dan memenuhi janji, Allah sudah mengaturnya dengan indah. Selayak yang kita butuhkan :P. Ucapkanlah janji dengan kesungguhan tanpa mengandung unsur sepihak ataupun ambigu (tidak seperti contoh dialog diatas loh ya). Bersegeralah memenuhi janji. Bila diperkirakan bahwa kita akan telat atau terjadi perubahan yang tidak diduga, segera kabari orang yang dijanjikan. Agar teman atau sesiapapun yang menunggu kita, tidak menunggu dengan perasaan kecewa dikarenakan tidak ada kabar dan kejelasan akan situasi yang terjadi. Mana tahu dengan kabar dari kita, mereka jadi bisa memanfaatkan waktu menunggunya dengan efektif.

Read more...

saksikan bahwa Aku Seorang Muslim

>> Selasa, 08 Juni 2010

Mari mengintip perjalanan pertama saya hari ini. Sebuah karya yang akrab, mengajak pembacanya bicara dan terlibat dalam gagasan. Pada Bagian, yang menuturkan dengan ilmu dan runut akan logika mengapa kaum jahiliyah gencar menghadang jalan dakwah.

Tertulis di sudut kanan atas, Di Bukit Shafa. Bukit dimana Rasul berdiri diketinggian, mengabarkan kalimat tauhid kepada kaum Quraisy yang telah berkumpul, menyahut panggilannya.

...
"Apa pendapat kalian sekiranya kukabarkan bahwa di balik bukit ini sepasukan berkuda bersenjata lengkap mengepung, siap menyerbu Makkah dan melumatkannya?"

Berebut jawaban itu seakan, "Kami belum pernah mendengar ada kedustaan keluar dari lisanmu. Benar. Kami tidak pernah
menyesap darimu kecuali kejujuran. Engkau adalah Al - Amin!"

Ia tersenyum sebelum melanjutkan, "sesungguhnya aku adalah pembawa peringatan dari sisi Allah sebelum datangnya 'adzab yang besar.."

Kalimat itu belum terselesaikan ketika tiba - tiba seorang lelaki berkulit putih, bermata juling, dan berpakaian sutera dengan sikap badan menantang maju ke depan, mengacungkan telunjuknya ke wajah sang Rasul sambil berteriak, "Tabban Laka Ya Muhammad!!! Alihaadza jama'tanaa?!! Binasa engkau Muhammad!!! Apakah untuk urusan seremeh ini kami semua engkau kumpulkan?!!"

Yang belum mengenal lelaki juling itupun berbisik pada orang di sebelehnya, "Siapa dia?"

"Pamannya, Abu Lahab."

Saat itulah turun ayat Allah membalas perkataan Tabban laka Ya Muhammad yang diucapkannya. "Tabbat yadaa Abi Lahaabiw wa Tabb! Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan benar - benar binasa!" Abu Lahab nama yang abadi di dalam Al - Quran sebagai lambang penentangan da'wah.

Seperti Abu Jahl, Abu Lahab jauh dari kebodohan dalam makna asosiatif yang melekat dibenak kita. Selalu ada motivasi lain dalam penentangannya di luar ketidaktahuan dan sikap tidak mau tahu. Baginya apa yang dibawa sang keponakan membahayakan kemapanan Quraisy, kaumnya sendiri.

Apa jadinya bisnis peribadahan pagan yang menghidupi dirinya dan penduduk Makkah jika ajaran Muhammad itu diterima? Apajadinya jika Quraisy tak lagi menjadi pemimpin seluruh jazirah dalam sistem kepercayaan yang menurut mereka adalah warisan Ibrahim meski ia sendiri ragu tentang itu? Apa jadinya jika budak sekedudukan dengan tuannya? Ah, ia tak bisa membayangkan betapa kacau hidupnya kelak. Laa ilaaha illallaah berarti penghapusan terhadap segala klaim yang selama ini menjadi sumber penghidupan dan kedudukannya.

Logika Abu Lahab, logika untung-rugi inilah salah satu urat hidup jahiliah. Dalam sejarah, ia menjangkit para pemuka dan pemimpin kaum. Karena logika ini, Fir'aun menuduh Musa hendak merebut kerajaannya. Atas nalar yang sama, Nuh, Huud, Shalih dan yang lainnya tertuduh menjadi penghasut golongan lemah dan hina untuk mengancam stabilitas 'negri yang damai'. Dan penduduk kota wisata Thaif melempar Muhammad dengan batu bukan karen mereka tak bersimpati pada ajakannya. Itu lebih karena hubungan bisnis yang erat dengan para juragan Makkah yang punya banyak villa di kota mereka.

Kedua tangan Abu Lahab telah binasa, dan benar - benar binasa. Tetapi otak jahiliyahnya terwaris hingga hari ini pada mereka yang menentang da'wah dengan logika yang sama.
...

Buku ini sangat tepat dijadikan teman duduk bersama secangkir teh lemon hangat di beranda. Membuat satu kali duduk penuh hikmah lalu bangkit dengan penuh semangat, percaya diri dan bangga akan identitas diri . Ya saksikan bahwa aku seorang muslim!. :)


Read more...

Stop Konsumsi Video/Gambar Porno

>> Minggu, 06 Juni 2010

STOP KONSUMSI VIDEO/GAMBAR PORNO!

" Katakanlah kepada orang laki - laki beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat."
QS. An Nuur : 30

" Katakanlah kepada wanita yang beriman : Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. ..."
QS. An Nuur : 31


" Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki - laki yang keji, dan laki - laki yang keji adalah untuk wanita - wanita yang keji (pula), dan wanita - wanita yang baik adalah untuk laki - laki yang baik dan laki - laki yang baik adalah untuk wanita - wanita baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia (surga) "
QS. An Nuur : 26

dari Abu Hurairah r.a, nabi SAW bersabda: " Nasib anak adam mengenai zina telah ditetapkan. Tidak mustahil dia pernah melakukannya. Dua mata, zinanya memandang. Dua telinga, zinanya mendengar. Lidah, zinanya berkata. Tangan, zinanya memegang. Kaki, zinanya melangkah. Hati, zinanya ingin dan rindu. sedangkan faraj (kemaluan) hanya mengikuti dan tidak mengikuti."
Hadist Shahih Muslim no. 2282

Perbuatan anda untuk tidak telanjang depan kamera, menyelamatkan anak - anak/generasi penerus bangsa kita dari kerusakan otak dan mental. Perbuatan anda untuk tidak mekonsumsi pornografi adalah bukti bahwa anda makhluk yang mulia. Karena kemuliaan hidup tidak akan datang untuk orang yang senang membiarkan mata dan telinga nya berzina.

wahai saudaraku...sungguh menonton/melihat, video porno/ gambar porno adalah sia - sia yang menjauhkan hidupmu dari keberkahan Allah.
Renungkanlah...


Read more...

tuhan 9 senti

>> Kamis, 03 Juni 2010

tuhan 9 senti
puisi Taufik Ismail

Indonesia adalah sorga luar biasa ramah bagi perokok, tapi tempat siksa tak tertahankan bagi orang yang tak merokok.

Di sawah petani merokok,
di pabrik pekerja merokok,
di kantor pegawai merokok,
di kabinet menteri merokok,
di reses parlemen anggota DPR merokok,
di Mahkamah Agung yang bergaun toga merokok,

hansip-bintara- perwira nongkrong merokok,
di perkebunan pemetik buah kopi merokok,
di perahu nelayan penjaring ikan merokok,
di pabrik petasan pemilik modalnya merokok,
di pekuburan sebelum masuk kubur orang merokok.

Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu- na’im sangat ramah bagi perokok, tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi orang yang tak merokok.

Di balik pagar SMU murid-murid mencuri-curi merokok,
di ruang kepala sekolah…ada guru merokok,
di kampus mahasiswa merokok,
di ruang kuliah dosen merokok,
di rapat POMG orang tua murid merokok,
di perpustakaan kecamatan ada siswa bertanya apakah ada buku tuntunan cara merokok.

Di angkot Kijang penumpang merokok,
di bis kota sumpek yang berdiri yang duduk orang bertanding merokok,
di loket penjualan karcis orang merokok,
di kereta api penuh sesak orang festival merokok,
di kapal penyeberangan antar pulau penumpang merokok,
di andong Yogya kusirnya merokok,
sampai kabarnya kuda andong minta diajari pula merokok.

Negeri kita ini sungguh nirwana kayangan para dewa-dewa bagi perokok, tapi tempat cobaan sangat berat bagi orang yang tak merokok.

Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru, diam-diam menguasai kita.

Di pasar orang merokok,
di warung Tegal pengunjung merokok,
di restoran, di toko buku orang merokok,
di kafe di diskotik para pengunjung merokok.

Bercakap-cakap kita jarak setengah meter tak tertahankan asap rokok,
bayangkan isteri-isteri yang bertahun-tahun menderita di kamar tidur
ketika melayani para suami yang bau mulut dan hidungnya mirip asbak rokok.

Duduk kita di tepi tempat tidur ketika dua orang bergumul saling menularkan HIV-AIDS sesamanya, tapi kita tidak ketularan penyakitnya. Duduk kita disebelah orang yang dengan cueknya mengepulkan asap rokok di kantor atau di stop-an bus, kita ketularan penyakitnya. Nikotin lebih jahat penularannya ketimbang HIV-AIDS.

Indonesia adalah sorga kultur pengembangbiakan nikotin paling subur di dunia, dan kita yang tak langsung menghirup sekali pun asap tembakau itu, bisa ketularan kena.

Di puskesmas pedesaan orang kampung merokok,
di apotik yang antri obat merokok,
di panti pijat tamu-tamu disilahkan merokok,
di ruang tunggu dokter pasien merokok,
dan ada juga dokter-dokter merokok.

Istirahat main tenis orang merokok,
di pinggir lapangan voli orang merokok,
menyandang raket badminton orang merokok,
pemain bola PSSI sembunyi-sembunyi merokok,
panitia pertandingan balap mobil, pertandingan bulutangkis, turnamen sepakbola mengemisngemis mencium kaki sponsor perusahaan rokok.

Di kamar kecil 12 meter kubik, sambil ‘ek-’ek orang goblok merokok,
di dalam lift gedung 15 tingkat dengan tak acuh orang goblok merokok,
di ruang sidang ber-AC penuh, dengan cueknya, pakai dasi, orang-orang goblok merokok.

Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu- na’im sangat ramah bagi orang perokok, tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi orang yang tak merokok.

Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru, diam-diam menguasai kita.

Di sebuah ruang sidang ber-AC penuh, duduk sejumlah ulama terhormat merujuk kitab kuning dan mempersiapkan sejumlah fatwa.

Mereka ulama ahli hisap.
Haasaba, yuhaasibu, hisaaban.
Bukan ahli hisab ilmu falak,
tapi ahli hisap rokok.

Di antara jari telunjuk dan jari tengah mereka terselip berhala-berhala kecil, sembilan senti panjangnya, putih warnanya, kemana-mana dibawa dengan setia, satu kantong dengan kalung tasbih 99 butirnya.

Mengintip kita dari balik jendela ruang sidang, tampak kebanyakan mereka memegang rokok dengan tangan kanan, cuma sedikit yang memegang dengan tangan kiri.
Inikah gerangan pertanda yang terbanyak kelompok ashabul yamiin dan yang sedikit golongan ashabus syimaal?

Asap rokok mereka mengepul-ngepul di ruangan AC penuh itu.
Mamnu’ut tadkhiin, ya ustadz. Laa tasyrabud dukhaan, ya ustadz.
Kyai, ini ruangan ber-AC penuh.
Haadzihi al ghurfati malii’atun bi mukayyafi al hawwa’i.
Kalau tak tahan, di luar itu sajalah merokok.

Laa taqtuluu anfusakum. Min fadhlik, ya ustadz.
25 penyakit ada dalam khamr. Khamr diharamkan.
15 penyakit ada dalam daging khinzir (babi). Daging khinzir diharamkan.
4000 zat kimia beracun ada pada sebatang rokok. Patutnya rokok diapakan?

Tak perlu dijawab sekarang, ya ustadz. Wa yuharrimu ‘alayhimul khabaaith.
Mohon ini direnungkan tenang-tenang, karena pada zaman Rasulullah dahulu, sudah ada alkohol, sudah ada babi, tapi belum ada rokok.

Jadi ini PR untuk para ulama.
Tapi jangan karena ustadz ketagihan rokok, lantas hukumnya jadi dimakruh-makruhkan, jangan.

Para ulama ahli hisap itu terkejut mendengar perbandingan ini.
Banyak yang diam-diam membunuh tuhan-tuhan kecil yang kepalanya berapi itu, yaitu ujung rokok mereka.

Kini mereka berfikir. Biarkan mereka berfikir.
Asap rokok di ruangan ber-AC itu makin pengap, dan ada yang mulai terbatuk-batuk.

Pada saat sajak ini dibacakan malam hari ini, sejak tadi pagi sudah 120 orang di Indonesia mati karena penyakit rokok. Korban penyakit rokok lebih dahsyat ketimbang korban kecelakaan lalu lintas.

Lebih gawat ketimbang bencana banjir, gempa bumi dan longsor, cuma setingkat di bawah korban narkoba.

Pada saat sajak ini dibacakan, berhala-berhala kecil itu sangat berkuasa di negara kita,
jutaan jumlahnya, bersembunyi di dalam kantong baju dan celana, dibungkus dalam kertas berwarni dan berwarna, diiklankan dengan indah dan cerdasnya.

Tidak perlu wudhu atau tayammum menyucikan diri, tidak perlu ruku’ dan sujud untuk taqarrub pada tuhan-tuhan ini, karena orang akan khusyuk dan fana dalam nikmat lewat upacara menyalakan api dan sesajen asap tuhan-tuhan ini.
Rabbana, beri kami kekuatan menghadapi berhala-berhala ini.

Read more...

di kupu - kupunya ada tamu kamu

>> Selasa, 01 Juni 2010

Hari ini dan hari kemarin, rumah saya kedatangan 2 ekor kupu-kupu yang tidak cantik warnanya. Coklat biasa, sangat biasa diantara banyak kupu-kupu ciptaan Allah dengan gradient warna yang mengagumkan.

Ingatan saya kembali ke masa SMA ketika salah seorang parohis.Sr
(panitia rohis senior mksdnya, hehe) yang akan habis masa jabatannya mewawancarai saya dalam pemilihan staf rohis bagi rohis.Jr. Tak seperti dugaan saya, bukan pengetahuan keagamaan dan jam terbang saya di rohis smuntie, akan tetapi pertanyaan simple saja.
parohis.Sr: " Kamu percaya kupu-kupu yang masuk ke rumah, pertanda akan ada tamu yang datang?"

What?? Itu gampang sekali, sudah pasti tidak percaya dunk! Seharusnya begitu. Dan memang begitu sepantasnya bagi yang mengaku muslim. Akan tetapi lisan saya terdiam dan berfikir sejenak meski sadar secara ke-Tauhidan jawaban "TIDAK" adalah sesuatu yang sangat pasti. Saya sangat bingung. Ini sungguh pelik. Tidak percaya, namun ntah kenapa seolah akurat. Apa yang terjadi dengan kita? (yang terjadi dengan saya maksudnya >.<) Kepercayaan yang berkembang dan sangat dikenal hampir seluruh masyarakat Indonesia ini, ntah kenapa membuat saya terdiam sejenak ketika itu sebelum untuk lantang berkata TIDAK PERCAYA.

Pada banyak kasus, sering kita lihat tahayul itu terucapkan begitu saja tanpa kita memikirkan secara mendalam kesaksian akan kalimat tersebut. Bukankah kita telah menjadi syirik kepada Allah? "eh ada kupu-kupu masuk. Waahh ..bakal ada tamu ni!". Sim salabim...keesokannya kedatangan tamu langka (maksudnya sudah lama tidak bertemu). Jadilah kita dibuat percaya, dan menjadi percaya.

Dan ketika hari ini saya melihat seekor kupu-kupu coklat lagi, menyusul kupu-kupu coklat besar yang tidak cantik dan biasa itu, membuat saya kembali terdiam ketika lintasan hati dan fikiran memberondong saya dengan tahayul itu. Oh Allah, astaghfirullah. Ampuni kami. Apakah pantas bagi kita yang percaya dan yakin ke-Esa an Allah mempercayai tahayul ini?

"Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala"
Qs. Al-Faathir : 6


Read more...
English French German Spain

Italian Dutch Russian Brazil

Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google

tamu

Pengikut

  © Blogger template Simple n' Sweet by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP