Tegar Di Atas Sunnah

Kabar Muslimah

Terima Desain..display ads, furing bag, leaflet...etc

>> Jumat, 26 November 2010

Read more...

Tips Presentasi

>> Rabu, 24 November 2010

"Bagaimana melakukan presentasi yang baik?", tanyaku begitu mengetahui bahwa ia baru saja selesai presentasi.

"Minta ke Allah, luruskan niat"

"lalu?"

"Ya tinggal presentasi."

Ah itu aku juga tahu, keluhku di hati. Kecewa sebab bukan jawaban itu yang kutunggu. Melainkan rerupa langkah yang tepat untuk presentasi sebagaimana pengalamannya.
---

Sesuatu membuatku memikirkan kembali jawaban singkat itu, lalu membawaku pada cerita empat tahun silam. Tentang seorang mahasiswi yang menggugat nilai UAS yang tertempel di papan pengumuman.

"Bagaimana mungkin aku dapat D pada ujian mata kuliah ini? Ini pasti keliru!". Sebagaimana dirinya, teman yang di dekatnya ketika itu pun terkejut. Berkomen senada dengannya. Menilai sama bahwa pasti telah terjadi kekeliruan.

"Bagaimana mungkin! Sedang aku memberi jawaban terbaik pada ujian itu, lebih cerdas dibandingkan ujian pra semester yang lalu ketika aku menjadi satu - satunya mendapat nilai A darinya. Dari dosen yang terkenal selektif memberi nilai."

Mahasisiwi tersebut memperoleh nilai paling jelek diantara siswa lainnya. Dan satu - satunya mata kuliah yang memaksanya untuk mengikuti ujian perbaikan nilai.

Liburan pun tiba, namun terasa menyakitkan baginya karena dia sibuk memikirkan alasan sang dosen. Berulang kali dibacanya soal essay pada lembaran ujian itu. Dan telah pula ia tanyakan kepada rekan lainnya, bahkan seniornya. Semua menilai jawaban dia sungguh sempurna serta pantas mendapat nilai A. "Lalu kenapa dosen ini begitu tega membuatku seperti ini? Apa kesalahanku? Jelas - jelas aku menjawab lebih baik dari ujian sebelumnya. Semua berkata begitu. Bahkan referensi bacaanku adalah buku hebat dari seorang pemikir yang ber-ide brilian di bidang marketing communication."

Dosen bersangkutan tidak pernah memberikan jawaban (alasan) tentang keputusannya karena jawaban yang sesungguhnya ada pada diri mahasiswi itu sendiri bila ia berani jujur melihat tulisannya di kertas ujian. Betapa sesungguhnya jawaban demi jawaban terangkai dari kesombongan, sedang pada ujian pra semester yang membuat sang dosen berani memberikan nilai terbaik yang tidak sembarangan ia berikan, karena beliau memberasai jawaban demi jawaban dirangkai dengan kesungguhan sang siswi apa adanya sebagai penuntut ilmu yang haus akan ilmu. Yang lahir dari sikap berserah diri pada Allah yang Maha Berilmu.

Ya! Sungguh ketulusan itu sejatinya dapat dirasai oleh lawan bicaramu meski kau mengemasnya dengan sebaik - baik wajah. Bahkan meski ianya berupa tulisan. Karenanya adalah benar dan penting bagi kita untuk meminta kepada Allah agar dijaga niat di hati, semata mengharapkan nilai dari-Nya.

Read more...

Melepas Merpati

Kenapa mereka senang dengan hobi melepas merpati?
Kebiasaan yang dilakukan pagi hari dari beberapa orang yang kadang ku temui dalam perjalananku. Adakalanya ia seorang remaja laki tanggung, adakalanya seorang pemuda. Dengan penampilan kucelnya, memegang merpati di kiri kanan tangan mereka.

Apa yang mereka peroleh dari hobi tersebut ya?
:-?? cukup mengherankan melihatnya. Jadi mengingatkan adegan di film india getohh dewh..haha gubraakk ,,ketauan deh pernah nonton pelem hindia..ckckck.

Read more...

Perlukah Menakuti - nakuti Anak?

>> Jumat, 12 November 2010

Seorang ibu kesulitan membuat anaknya yang sedang demam tinggi meminum resep obat yang diberikan dokter. "Nak, bagaimana kamu mau sembuh kalau tidak mau minum obat? Ayo minum obatnya ya."


Menakut - nakuti seolah menjadi cara praktis dan jitu untuk menghentikan mereka (anak - anak) dari apa yang sedang mereka kerjakan. Dalih pembenaran membuat orang dewasa merasa sah - sah saja dengan sikap ini. Sebagai contoh:

1. Misalnya kita khawatir anak tersebut terpeleset di kamar mandi ketika dia belum bersedia keluar dari kamar mandi karena masih ingin main, maka dengan lancarnya kita katakan "hayooo ada apa itu di kamar mandi?? hayooo..ada hantu dek!"


2. "ayoo makan atau nanti mama panggil dokter mau? biar kamu di kasih obat trus di suntik?!"

3. anak merengek minta ikut begitu melihat mamanya berdandan seperti biasanya bila mengajak dia bepergian ke mal atau ke tempat menyenangkan lainnya. Namun kali ini sang mama tidak hendak mengajaknya.."kamu di rumah saja, orang mama mau ke rumah sakit. Apa kamu mau disuntik?"

4. "jangan lakukan atau nantiiii bla bla bla..."

Terkadang kita -orang dewasa- dipaksa untuk menaikkan tingkat menakuti - nakuti tadi menjadi lebih tinggi karena mereka -anak - anak- telah menjadi kebal akan ancaman sebelumnya, sebab terlalu seringnya kita gunakan. Oke lah kita anggap semua trik tadi sukses. Tapi tahukah kita kelak ucapan atau perbuatan kita tadi menjadi momok menakutkan bagi kita sendiri. Sehinggakan membuat kita berada pada situasi dimana pada akhirnya terpaksa menjilat ludah sendiri. Kok bisa?

Mari kita renungkan kembali...


Ketika anak sakit, kemudian dia butuh untuk ke rumah sakit, diperiksa dokter lalu meminum resep obat yang diberikan, maka salah siapa bila anak kita menjadi memberontak? Takut tidak karuan dengan rumah sakit, dokter, serta enggan meminum obat?

Ketika anak kebelet buang air kecil, maka salah siapa kalau kemudian dia lebih memilih ngompol di celana daripada harus ke kamar mandi sendirian?

Mungkin menakut - nakuti yang seringkali mudah kita lakukan, sesaat terlihat sukses. Namun ke depannya kecerobohan kita sebagai orang dewasa yang dengan dalih pembenaran apapun telah menjadikan menakut - nakuti ini sebagai strategi menghentikan mereka, patut berfikir ulang. Bukankah pendidikan itu sedari dini?

Read more...

Sendal Cewe HAND MADE

>> Selasa, 09 November 2010


Sendal Cewe HAND MADE
bukan barang ITC
export kuality (sampe ke spanyol)

ready stock ukuran gede (41 - 43)



***ukuran 36 - 40 SOLD OUT

Read more...
English French German Spain

Italian Dutch Russian Brazil

Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google

tamu

Pengikut

  © Blogger template Simple n' Sweet by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP