Kenapa kepala saya yang kena kotoran burung?
Kita mengenalnya sebagai istilah "Apes", "Tidak Beruntung", atau istilah yang lebih tajam lagi "sedang Sial". Lapangan yang luas begini, dipadati banyak orang, kenapa kepala saya yang kejatuhan kotoran burung?
Tidak habis fikir. Menggerutu. Kenapa harus kepala saya?
Tidak habis fikir. Menggerutu. Kenapa harus kepala saya?
Padahal saya tidak ada masalah dengan bangsa burung. Saya tidak pernah berburu mereka. Bahkan saya mengecam perbuatan pemburu terhadap para kawanan burung yang terbang menikmati anugrah Rabb pencipta alam kepada mereka, sayap dan bisa terbang. Tapi kenapa kepala saya wahai burung?! Ah saya jadi kotor! Burung si*laaaan kamu! (Masih menggerutu) Hati yang marah membuat lidah dan fikiran menjadi aktif, mendadak sangat cerdas. Menelaah ini itu!
Apa itu semua(kekesalan) bisa membersihkan kepala kita yang mendapat kotoran burung? Cling..abrakadabru. Tidakkan? Menggerutu, sumpah serapah, kekesalan dalam bentuk apapun itu tidak menyelesaikan atau mengurangi fakta yang ada. Faktanya, diantara banyak kepala, kepala saya terpilih dikotori burung yang mendapat panggilan alam(BAB), menjadi kotor dan membuat saya menjadi jijik pada kepala sendiri. Menukar kepala, sangat tidak mungkin saya lakukan karena itu adalah cerita fiksi manusia, hayalan! Cari air/tisu dan bersihkan, pilihan saya saat ini.
Masih tetap terfikirkan oleh kesederhanaan fikiran saya sebagai manusia, "unik ya. Diantara banyak kepala, kenapa kepala saya?"
Cerita di atas, hanya gambaran saja tentang situasi yang sering kita sebut sebagai "APES", "TIDAK BERUNTUNG", bahkan ada juga yang beranggapan "SEDANG SIAL!". Padahal, Allah yang Maha Melihat lagi Maha Memperhitungkan, tidak satupun daun berguguran ikan bernafas yang luput dari pengetahuan Allah. Termasuk apa yang terjadi pada diri kita(pada kepala seperti gambaran tadi). Segala kejadian, takdir tidak enak yang menimpa, bisajadi Allah sedang mengajak kita untuk berfikir, mengambil hikmah. Merenungkan kembali keseharian kita selama ini, di tengah kesibukan kita terhadap dunia.
Wallahu a'lam
Apa itu semua(kekesalan) bisa membersihkan kepala kita yang mendapat kotoran burung? Cling..abrakadabru. Tidakkan? Menggerutu, sumpah serapah, kekesalan dalam bentuk apapun itu tidak menyelesaikan atau mengurangi fakta yang ada. Faktanya, diantara banyak kepala, kepala saya terpilih dikotori burung yang mendapat panggilan alam(BAB), menjadi kotor dan membuat saya menjadi jijik pada kepala sendiri. Menukar kepala, sangat tidak mungkin saya lakukan karena itu adalah cerita fiksi manusia, hayalan! Cari air/tisu dan bersihkan, pilihan saya saat ini.
Masih tetap terfikirkan oleh kesederhanaan fikiran saya sebagai manusia, "unik ya. Diantara banyak kepala, kenapa kepala saya?"
Cerita di atas, hanya gambaran saja tentang situasi yang sering kita sebut sebagai "APES", "TIDAK BERUNTUNG", bahkan ada juga yang beranggapan "SEDANG SIAL!". Padahal, Allah yang Maha Melihat lagi Maha Memperhitungkan, tidak satupun daun berguguran ikan bernafas yang luput dari pengetahuan Allah. Termasuk apa yang terjadi pada diri kita(pada kepala seperti gambaran tadi). Segala kejadian, takdir tidak enak yang menimpa, bisajadi Allah sedang mengajak kita untuk berfikir, mengambil hikmah. Merenungkan kembali keseharian kita selama ini, di tengah kesibukan kita terhadap dunia.
Wallahu a'lam
0 komentar:
Posting Komentar