Maukah buah yang busuk bila persis di sampingnya terhidang buah yang manis lagi baik?
Bila para motivator senang menggunakan 'apa yang anda fikirkan dan rasakan, memengaruhi apa yang anda dapatkan', maka aku lebih menyukai keserangkaian dari takut, harap dan cinta (pada Allah). Melahirkan semangat yang tiada habis. Membuktikan bahwasanya kesabaran tak pernah ada batas. Seperti yang kemudian diungkapkan para pecinta Allah "Ada kenikmatan tersendiri ketika pasrah, bertawakkal, menggantungkan segala urusan kepada Rabbku saja."
Mengingat firman Allah "Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa diantara kamu yang terbaik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun" (Al-Mulk:2), seolah menjadi 'bensin' yang membakar diri di kala hati yang lemah cenderung mematahkan asa.
Dan "Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki - laki yang keji, dan laki - laki yang keji adalah untuk wanita - wanita yang keji (pula), dan wanita - wanita yang baik adalah untuk laki - laki yang baik dan laki - laki yang baik adalah untuk wanita - wanita baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia (surga) " (QS. An Nuur : 26) tak pernah bosan untuk diulang - ulang, disampaikan. Sebagai pengingat, pengukuh hati kita bahwa Allah itu Maha Bijaksana. Penuntun langkah di tengah maraknya mereka yang sibuk berteriak menjadikan dalih bahwa hidup itu pilihan. Pantaskah memilih menjadi yang keji bila telah disediakan pilihan untuk jadi yang baik? Maukah buah yang busuk bila persis di sampingnya terhidang buah yang manis lagi baik? Tak ada ikhtiar yang berbuah sia - sia.
"jika kamu berbuat baik, (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri, dan jika kamu berbuat buruk, maka sebenarnya (keburukan) itu bagi dirimu sendiri." Qs. al-israa (perjalanan malam) 17 : 7) butuh diingat agar tetap fokus pada tujuan.
wallahua'lam
Mengingat firman Allah "Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa diantara kamu yang terbaik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun" (Al-Mulk:2), seolah menjadi 'bensin' yang membakar diri di kala hati yang lemah cenderung mematahkan asa.
Dan "Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki - laki yang keji, dan laki - laki yang keji adalah untuk wanita - wanita yang keji (pula), dan wanita - wanita yang baik adalah untuk laki - laki yang baik dan laki - laki yang baik adalah untuk wanita - wanita baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia (surga) " (QS. An Nuur : 26) tak pernah bosan untuk diulang - ulang, disampaikan. Sebagai pengingat, pengukuh hati kita bahwa Allah itu Maha Bijaksana. Penuntun langkah di tengah maraknya mereka yang sibuk berteriak menjadikan dalih bahwa hidup itu pilihan. Pantaskah memilih menjadi yang keji bila telah disediakan pilihan untuk jadi yang baik? Maukah buah yang busuk bila persis di sampingnya terhidang buah yang manis lagi baik? Tak ada ikhtiar yang berbuah sia - sia.
"jika kamu berbuat baik, (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri, dan jika kamu berbuat buruk, maka sebenarnya (keburukan) itu bagi dirimu sendiri." Qs. al-israa (perjalanan malam) 17 : 7) butuh diingat agar tetap fokus pada tujuan.
wallahua'lam
0 komentar:
Posting Komentar