Tegar Di Atas Sunnah

Kabar Muslimah

Tips Presentasi

>> Rabu, 24 November 2010

"Bagaimana melakukan presentasi yang baik?", tanyaku begitu mengetahui bahwa ia baru saja selesai presentasi.

"Minta ke Allah, luruskan niat"

"lalu?"

"Ya tinggal presentasi."

Ah itu aku juga tahu, keluhku di hati. Kecewa sebab bukan jawaban itu yang kutunggu. Melainkan rerupa langkah yang tepat untuk presentasi sebagaimana pengalamannya.
---

Sesuatu membuatku memikirkan kembali jawaban singkat itu, lalu membawaku pada cerita empat tahun silam. Tentang seorang mahasiswi yang menggugat nilai UAS yang tertempel di papan pengumuman.

"Bagaimana mungkin aku dapat D pada ujian mata kuliah ini? Ini pasti keliru!". Sebagaimana dirinya, teman yang di dekatnya ketika itu pun terkejut. Berkomen senada dengannya. Menilai sama bahwa pasti telah terjadi kekeliruan.

"Bagaimana mungkin! Sedang aku memberi jawaban terbaik pada ujian itu, lebih cerdas dibandingkan ujian pra semester yang lalu ketika aku menjadi satu - satunya mendapat nilai A darinya. Dari dosen yang terkenal selektif memberi nilai."

Mahasisiwi tersebut memperoleh nilai paling jelek diantara siswa lainnya. Dan satu - satunya mata kuliah yang memaksanya untuk mengikuti ujian perbaikan nilai.

Liburan pun tiba, namun terasa menyakitkan baginya karena dia sibuk memikirkan alasan sang dosen. Berulang kali dibacanya soal essay pada lembaran ujian itu. Dan telah pula ia tanyakan kepada rekan lainnya, bahkan seniornya. Semua menilai jawaban dia sungguh sempurna serta pantas mendapat nilai A. "Lalu kenapa dosen ini begitu tega membuatku seperti ini? Apa kesalahanku? Jelas - jelas aku menjawab lebih baik dari ujian sebelumnya. Semua berkata begitu. Bahkan referensi bacaanku adalah buku hebat dari seorang pemikir yang ber-ide brilian di bidang marketing communication."

Dosen bersangkutan tidak pernah memberikan jawaban (alasan) tentang keputusannya karena jawaban yang sesungguhnya ada pada diri mahasiswi itu sendiri bila ia berani jujur melihat tulisannya di kertas ujian. Betapa sesungguhnya jawaban demi jawaban terangkai dari kesombongan, sedang pada ujian pra semester yang membuat sang dosen berani memberikan nilai terbaik yang tidak sembarangan ia berikan, karena beliau memberasai jawaban demi jawaban dirangkai dengan kesungguhan sang siswi apa adanya sebagai penuntut ilmu yang haus akan ilmu. Yang lahir dari sikap berserah diri pada Allah yang Maha Berilmu.

Ya! Sungguh ketulusan itu sejatinya dapat dirasai oleh lawan bicaramu meski kau mengemasnya dengan sebaik - baik wajah. Bahkan meski ianya berupa tulisan. Karenanya adalah benar dan penting bagi kita untuk meminta kepada Allah agar dijaga niat di hati, semata mengharapkan nilai dari-Nya.

0 komentar:

Posting Komentar

English French German Spain

Italian Dutch Russian Brazil

Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google

tamu

Pengikut

  © Blogger template Simple n' Sweet by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP