Pertemuan rezeki dan jujur
Suatu ketika, aku kehilangan sebuah handphone. Mungkin karena handphone tersebut baru saja ada di tanganku, jadinya tidak terbiasa dan belum akrab akan kehadirannya (hehe). Karena kelalaian itu, jadi aja ketika handphone tersebut jatuh dari saku baju, ianya tidak terasa. Padahal saat itu, aku dan adik mendengar ada suara benda jatuh. Kami hanya saling bertanya ada apa (nahloh?? gusraaakk...). Adik sempat meminta ku untuk cek ban belakang apakah ada yang nyangkut. Juga memastikan plat kendaraan di belakang apakah masih berada di tempatnya atau tidak? Semuanya aman, jawabku. Sungguh, sama sekali tidak terfikirkan, handphone di saku kananku lah yang barusan meloncat dari saku akibat melaju kencang di jalanan berlubang itu.
Setiba di warnet. Keringat mengucur deras di dahi. Kurogoh saku baju kanan. Memastikan sekali lagi saku sebelah kiri, tiap detail tas, meja warnet, atau mana saja tempat yang kuhampiri. Tidak ada! Aku tak menemukannya dimanapun. "dimana handphone ku?".
Sebisa mungkin berusaha menguasai diri dari garis - garis panik yang semakin tajam. Semua pengontrolan diri seketika lemah dan membuat asaku lemas lunglai ketika nada tersambung ke nomor handphone tersebut, diangkat oleh suara berat milik seorang lelaki. "astaghfirullah..siapa orang yang sedang bicara di seberang sana? Kenapa handphone ku ada sama dia?"
Penuturannya, handphone tersebut ia temukan di jalan. Ditunggunya cukup lama, berharap aku menyadari kehilangan handphone, lalu berhasil menemukan titik lokasi jatuhnya sang handphone. Tetapi aku tidak kunjung terlihat. Tidak pula ada yang datang mengakui kepemilikan. Malam yang semakin pekat memanggilnya pulang. Satu jam menungu di rasa cukup baginya. Sebuah pesan ia tinggalkan ke pedagang kios sekitar, meninggalkan nomor handphone miliknya bila sewaktu - waktu pemilik hp datang mencari hape nya. Bahkan ia telah pula menghubungi nomor yang ia duga kakak dari pemilik handphone. Namun, sayangnya suara di seberang kebingungan. Sama halnya seperti suara yang ia temukan saat ini. Suara si pemilik handphone.
"Maaf mas, batre hp saya benar - benar kosong. Tinggal menunggu off. Adik saya sedang dalam perjalanan menuju ke tempat anda. Maaf banget merepotkan, mohon ditunggu di tempat anda berada sekarang."
-------------------------------sambungan terputus.
Apakah mungkin handphone ku benar - benar kembali ke tanganku? Ini seperti mimpi saja. Aku berada dalam titik tidak berdaya kecuali pertolongan dari Allah.
Maha Suci Allah yang Maha Penolong, mengatur sedemikian rupa ke tangan siapa handphone tersebut ditemukan, pada orang yang menjadikan kejujuran adalah hal terpenting dalam hidup. Sehingga handphone ku kembali dengan selamat ke tanganku. Bahkan lelaki yang menemukannya tidak meminta imbalan apapun atas perbuatannya.
Hari itu menjadi kisah tak terlupakan dan membuatku tersipu malu dengan kebaikan Allah. Ketika Allah sudah berkehendak memberikan rejeki, maka siapakah yang dapat menghalanginya? Subhanallah.
Setiba di warnet. Keringat mengucur deras di dahi. Kurogoh saku baju kanan. Memastikan sekali lagi saku sebelah kiri, tiap detail tas, meja warnet, atau mana saja tempat yang kuhampiri. Tidak ada! Aku tak menemukannya dimanapun. "dimana handphone ku?".
Sebisa mungkin berusaha menguasai diri dari garis - garis panik yang semakin tajam. Semua pengontrolan diri seketika lemah dan membuat asaku lemas lunglai ketika nada tersambung ke nomor handphone tersebut, diangkat oleh suara berat milik seorang lelaki. "astaghfirullah..siapa orang yang sedang bicara di seberang sana? Kenapa handphone ku ada sama dia?"
Penuturannya, handphone tersebut ia temukan di jalan. Ditunggunya cukup lama, berharap aku menyadari kehilangan handphone, lalu berhasil menemukan titik lokasi jatuhnya sang handphone. Tetapi aku tidak kunjung terlihat. Tidak pula ada yang datang mengakui kepemilikan. Malam yang semakin pekat memanggilnya pulang. Satu jam menungu di rasa cukup baginya. Sebuah pesan ia tinggalkan ke pedagang kios sekitar, meninggalkan nomor handphone miliknya bila sewaktu - waktu pemilik hp datang mencari hape nya. Bahkan ia telah pula menghubungi nomor yang ia duga kakak dari pemilik handphone. Namun, sayangnya suara di seberang kebingungan. Sama halnya seperti suara yang ia temukan saat ini. Suara si pemilik handphone.
"Maaf mas, batre hp saya benar - benar kosong. Tinggal menunggu off. Adik saya sedang dalam perjalanan menuju ke tempat anda. Maaf banget merepotkan, mohon ditunggu di tempat anda berada sekarang."
-------------------------------sambungan terputus.
Apakah mungkin handphone ku benar - benar kembali ke tanganku? Ini seperti mimpi saja. Aku berada dalam titik tidak berdaya kecuali pertolongan dari Allah.
Maha Suci Allah yang Maha Penolong, mengatur sedemikian rupa ke tangan siapa handphone tersebut ditemukan, pada orang yang menjadikan kejujuran adalah hal terpenting dalam hidup. Sehingga handphone ku kembali dengan selamat ke tanganku. Bahkan lelaki yang menemukannya tidak meminta imbalan apapun atas perbuatannya.
Hari itu menjadi kisah tak terlupakan dan membuatku tersipu malu dengan kebaikan Allah. Ketika Allah sudah berkehendak memberikan rejeki, maka siapakah yang dapat menghalanginya? Subhanallah.
0 komentar:
Posting Komentar