This is not for everyone
Perjalanan itu penuh liku. Ada naik ada datar, tanjakan, kadangkala pula curam. Meski tidak menutup kemungkinan ada yang lurus mulus saja.
Perjalanan itu banyak pilihan pula. Ada yang butuh berbelok dahulu. Ada yang perlu di lalui dengan berbagai rute. Namun, ada pula yang lurus mulus saja.
Bermuaranya pada satu tujuan: Penghambaan. Penghambaan kepada Allah Ta'ala. Seperti yang sering kita lafazkan setiap harinya dalam shalat - shalat kita. Hanya kepada Engkau kami menyembah dan hanya kepada Engkau kami memohon pertolongan.
Ada yang menangis dalam tawanya, adapula yang bahkan tidak mampu menangis dalam sedih. Ada yang tersadar ketika jatuh, ada pula yang tak sadar kenapa dia perlu terjatuh.
Ketika seseorang bercerita kepadaku bahwa dia butuh lima tahun untuk menjadi sekarang, menegakkan dan menunaikan shalat sebagimana perintah Allah. Dan semakin meningkat kesungguhan untuk benar - benar menjalankan perintah Allah ketika ujian keikhlasan menimpa keluarganya -Merelakan ruh yang kembali ke Rahmat Illahi-. Apa yang dirasa olehnya -aku butuh perjalanan berbelok, be-rute untuk menyadari kekhilafan, lalu datang bersungguh - sungguh kepada Allah.- Kesediaannya untuk bertutur, berbagi hikmah, maka satu yang pasti bagi aku dan dia: this is not for everyone. this will always be mine.. (mengutip lirik Quatro-nya The Morning After)
Mengapa begitu? Karena kita adalah makhluk yang lemah. Allah yang Maha Berkehendak lah yang menjadikan perjalanannya sebagai jembatan baginya untuk menemukan Hidayah Allah. Dan Allah yang Maha Berkehendak jua lah yang menjadikan sesiapapun yang mendengar pengalaman hidupnya mampu menjadikannya pelajaran untuk semakin jatuh cinta pada Allah. Pada islam. Pada harapan akan Ridho Nya.
This is not for everyone adalah sesuatu yang tak bisa dijelaskan kepada sesiapapun jua bila ia datang padamu. Hanya bisa di bagi. Karenanya ketika tidak ada seorang pun yang mengerti apa yang kau rasa? Allah yang Maha Mengetahui Maha Berkehendak, lebih memahami hamba Nya.
Kita tidak pernah tahu apa, kapan, dan bagaimana hidayah Allah datang kepada kita. Namun, ketika kita rasakan petunjuk Allah itu datang memenuhi rongga dada. Maka, bersegeralah menyambut petunjuk itu. Datang dan menghadapkan wajah kepada Allah. Takbir dan bersujud.
semoga senantiasa istiqomah
senantiasa bersabar, ikhlas dalam mengerjakan ketaatan pada Allah
Perjalanan itu banyak pilihan pula. Ada yang butuh berbelok dahulu. Ada yang perlu di lalui dengan berbagai rute. Namun, ada pula yang lurus mulus saja.
Bermuaranya pada satu tujuan: Penghambaan. Penghambaan kepada Allah Ta'ala. Seperti yang sering kita lafazkan setiap harinya dalam shalat - shalat kita. Hanya kepada Engkau kami menyembah dan hanya kepada Engkau kami memohon pertolongan.
Ada yang menangis dalam tawanya, adapula yang bahkan tidak mampu menangis dalam sedih. Ada yang tersadar ketika jatuh, ada pula yang tak sadar kenapa dia perlu terjatuh.
Ketika seseorang bercerita kepadaku bahwa dia butuh lima tahun untuk menjadi sekarang, menegakkan dan menunaikan shalat sebagimana perintah Allah. Dan semakin meningkat kesungguhan untuk benar - benar menjalankan perintah Allah ketika ujian keikhlasan menimpa keluarganya -Merelakan ruh yang kembali ke Rahmat Illahi-. Apa yang dirasa olehnya -aku butuh perjalanan berbelok, be-rute untuk menyadari kekhilafan, lalu datang bersungguh - sungguh kepada Allah.- Kesediaannya untuk bertutur, berbagi hikmah, maka satu yang pasti bagi aku dan dia: this is not for everyone. this will always be mine.. (mengutip lirik Quatro-nya The Morning After)
Mengapa begitu? Karena kita adalah makhluk yang lemah. Allah yang Maha Berkehendak lah yang menjadikan perjalanannya sebagai jembatan baginya untuk menemukan Hidayah Allah. Dan Allah yang Maha Berkehendak jua lah yang menjadikan sesiapapun yang mendengar pengalaman hidupnya mampu menjadikannya pelajaran untuk semakin jatuh cinta pada Allah. Pada islam. Pada harapan akan Ridho Nya.
This is not for everyone adalah sesuatu yang tak bisa dijelaskan kepada sesiapapun jua bila ia datang padamu. Hanya bisa di bagi. Karenanya ketika tidak ada seorang pun yang mengerti apa yang kau rasa? Allah yang Maha Mengetahui Maha Berkehendak, lebih memahami hamba Nya.
Kita tidak pernah tahu apa, kapan, dan bagaimana hidayah Allah datang kepada kita. Namun, ketika kita rasakan petunjuk Allah itu datang memenuhi rongga dada. Maka, bersegeralah menyambut petunjuk itu. Datang dan menghadapkan wajah kepada Allah. Takbir dan bersujud.
semoga senantiasa istiqomah
senantiasa bersabar, ikhlas dalam mengerjakan ketaatan pada Allah
0 komentar:
Posting Komentar