Tegar Di Atas Sunnah

Kabar Muslimah

Berbuat Karena Cinta

>> Senin, 27 September 2010

Hanya dikarenakan niat karna Allah semata lah..yang mampu membuat kita bertahan, tidak berjatuhan di kala rasa jemu, bosan, dan lelah, menyerang kita, sekalipun kita mecintai perkerjaan tersebut.

Berbuat karena Cinta (baca: karena Allah). Materi siang itu...

Apakah arti cinta? wahh..sejujurnya jika bukan dalam pemahaman hubungan vertikal, sungguh saya tidak paham! :)

Cinta adalah ketika kau tidak perlu alasan dalam melakukan apapun. Ada rindu yang kerap hadir. Membuatmu setiap detik, menit, dalam jam, selalu ingin mengetuk pintunya. Membagi sekecil apapun yang kau alami. Atau seperti dalam sebuah lagu cinta yang terkenal dikalangan pemuda yang masih menikmati musik..selalu ingat kamu. Bahkan di tengah ragamnya lirik lagu cinta yang mensifati cinta secara berlebihan dan semakin membuat manusia makin jauh dari Allah, ada yang dengan bijak katakan bahwa cinta tidak terdefinisikan.

Setiap mereka akan memiliki definisi sendiri dalam ketiadaan definisinya (terdengar bijak ya ,hehe). Namun, secara nyata, kasat mata, ada yang dapat kita lihat sebagai wujud cintanya. Yap! Bukti dan pengorbanan. Bagaimana bila kita sepakati, bahwa kita percaya dalam cinta butuh pembuktian dan pengorbanan?

Nah, siapa yang kau cintai saudaraku? Karena Rasulullah mengatakan bahwa seseorang akan bersama dengan yang dicintainya di akhirat nanti.

Sudah menjadi fitrah bahwa kita butuh mecintai yang lain. Apakah ia terhadap manusia lainnya atau dalam wujud benda, hobi, kebiasaan, dan sebagainya. Yang kesemuanya adalah bagian dari hubungan horizontal kita. Kebutuhan manusiawi kita. Uniknya, meski kesemuanya adalah bagian dari hubungan horizontal, namun agar mecintai itu menjadi sesuatu yang berarti, bernilai nantinya, serta tidak kebablasan alias berlebihan dalam mecintainya. Sangat terkait erat dengan seberapa akrab hubungan vertikal kita, yakni hubungan kita dengan Allah. Bahkan dimulai dari (pertimbangan) memilih dan pilihan seseorang ketika melakukan perbuatan, dapat terlihat jelas hubungan tersebut. Yap! Hubungan vertikal kita yakni dengan Sang Khalik menentukan bagaimana kita (menyeleksi) memilih yang dicintai dan mecintai pilihan kita. Sepantasnya keakraban itu akan menuntun seseorang untuk mengerjakan segala perbuatan yang di Ridhoi Allah tentunya.

Lumrahnya, di tengah pembuktian dan pengorbanan cinta kepada manusia. Apakah itu orang tua, kekasih hati, orang - orang yang engkau cintai dikarenakan kesamaan frekuensi, ada cinta unik yang khusus untuk satu orang saja.
Dirimu! Bukankah kita bisa marah pada yang kita cintai? Tapi untuknya, yakni diri kita sendiri, membuatmu mampu memaafkan dengan mudah sebagaimanapun rerupa kesalahannya. Terdorong rasa cinta padanya -diri sendiri- pula, membuat kita butuh mecintai yang lain.

Sederhananya begini, bila segala perbuatan kita dikarenakan Allah semata, maka dimulai dari membuat pilihannya -keputusan sebelum berbuat- saja, kemudian niat, proses, hingga hasil dari perbuatan tersebut, adalah ikhtiar agar senantiasa dalam penjagaan Allah. Karena tujuannya satu, mengharapkan Ridho Nya.

Namun ada satu tipe manusia yang mengherankan. Perokok yang kerap dijumpai dimanapun di tiap sudut aktivitas kemasyarakatan kita. Bahkan di tempat yang tertulis jelas dengan tulisan yang hanya bisa dibaca manusia: "Kawasan dilarang Merokok". Karenanya aku tidak pernah melihat seorang yang lebih egois dan tidak memahami cinta dalam definisi apapun, selain perokok yang ketika dikatakan padanya "Maaf, asap rokok anda menyakiti kami". Ia tetap mengepulkan asapnya. Bersikap tak acuh akan kesehatannya. Wow?! Apakah lagi kepadaku? Kepada orang lain? Yang bukan keluarga, bukan kekasih hati, bukan sesiapapun dalam daftar nama keakrabannya. Apa yang membuat ia perduli kepada orang lain, mampu mecintai orang lain bila diri sendiri saja tak engkau cintai? Sebagaimana yang diketahui oleh manusia, makhluk yang berakal, sudah rahasia umum betapa banyak penyakit yang diakibatkan dari kebiasaan merokok.



- Terima kasih untuk tidak merokok. Semoga Allah memberkahi saudara yang segera mematikan rokok ketika sesiapun (bukan keluarga bukan pula kekasih hatimu) yang terugikan, yang peduli, meminta anda mematikan rokok -



0 komentar:

Posting Komentar

English French German Spain

Italian Dutch Russian Brazil

Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google

tamu

Pengikut

  © Blogger template Simple n' Sweet by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP